Lagi lagi menangis. Malam minggu, menangis lagi. Menangis lagi di malam minggu seperti ini sudah menjadi kebiasaan Anna. Ia masih sesenggukan di kamarnya mengenang almarhum Arya. Kekasihnya itu meninggal karena tersengat listrik tegangan tinggi sewaktu berlatih band bersama teman-temannya di studio kecil pada malam minggu kira-kira dua minggu yang lalu. Tidak ada yang dipikirkannya dari tadi pulang sekolah selain Arya. Ia sangat merindukannya. Jadi tadi pulang sekolah ia shalat dan membacakan Surat Yaasin untuk Arya.
Hatinya sedikit tenang, tapi itu hanya sementara. Sehabis maghrib tadi ia begitu merindukan sosok Arya yang begitu ia sayangi. Sudah 2 tahun mereka berpacaran dan harus terpisah karena Arya memang sudah meninggal. Seharusnya Anna sudah harus bisa melupakannya, karena tak baik berlarut-larut dalam kesedihan seperti ini.
" Anna, kamu nggak boleh terlalu larut dalam kesedihanmu. Nggak baik loh. Meskipun kamu begitu mencintainya, tapi ia sudah menghadap Tuhan. Kamu harus merelakannya"
Begitu selalu saran teman-temannya..
Anna pun langsung berhenti menangis, namun ia tetap tak kuasa untuk menyadari ia benar-benar sudah kehilangan Arya.
*masih belum selesai* :D